Tag: Membuat Indonesia dari

Membuat Indonesia dari

Membuat Indonesia dari dusun

Membuat Indonesia dari dusun, kelihatannya ini sedang jauh untuk Dusun Todang- Todang, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Alasannya, prasarana jalur sedang jadi kontroversi serta terlihat semacam jalur yang tidak sering dilewati.

Ucapan pertanyaan dusun pasti amat banyak potensinya yang bisa dibesarkan, tercantum pangkal energi alam yang dipunyai tiap dusun. Pengembangan dusun dapat diketahui selaku dusun darmawisata, dusun adat, dusun penghasil cerdas besi, serta penjulukan dusun yang lain cocok dengan kemampuan yang dipunyai.

Tercantum Dusun Todang- Todang yang kebanyakan warganya bertugas selaku orang tani, gembala, serta kreator gula merah. Namun, bisa jadi tidak galat amat jika Dusun Todang- Todang memanglah diketahui selaku dusun penghasil gula merah yang terdapat di kabupaten Polewali Mandar. Apalagi, gula merah Dusun Todang- Todang memanglah jadi favorit serta diketahui banyak orang.

Membuat Indonesia dari dusun

Tetapi, dibalik kemampuan itu, nyatanya Dusun Todang- Todang memiliki segudang permasalahan, bukan cuma pertanyaan bentuk administratur penguasa dusun cuma diisi keluarga serta banyak orang kepala dusun, namun permasalahan pembangunan jalur yang senantiasa jadi kegelisahan warga.

Sehabis beralihnya kedudukan kepala dusun, dari Ayah Basri ke Ayah Moser. Pembangunan jalur cuma secuil saja, cuma dapat membuat jalur diskon batu sebagian dupa m saja. Itu juga sedang sedikit yang nampak. Keluhkesah yang terdengar di warga terpaut dengan jalur poros Dusun Todang- Todang, terlihat semacam bengawan kering. Situasi lubang jalur serta bebatuan amat mematikan para juru mudi.

Sementara itu, jalur poros itu masing- masing hari dilewati anak sekolah, para orang dagang di Dusun Todang- Todang, serta para juru mudi yang lain. Bukan cuma masyarakat Dusun Todang- Todang mengeluhkan jalur itu, masyarakat lain yang kala melampaui jalur itu pula geleng- geleng kepala.

Saat sebelum pergantian kepala dusun, terdapat artikel kalau jalur poros Dusun Todang- Todang hendak diaspal, namun sehabis pergantian kepala dusun artikel itu juga saat ini cumalah pengharapan. Bukan berarti aku menyamakan kedua kepala dusun itu. Namun butuh diketahui kalau itu memanglah kenyataan yang terjalin.

Tetapi yang nyata, tiap kepala dusun tentu mempunyai karakter tiap- tiap buat memajukan desanya. Apalagi style kepemimpinan seseorang kepala dusun juga bisa jadi hendak berbeda- beda. Dilema begitu, bukan berarti pembangunan jalur cumalah kewajiban kepala dusun seseorang saja, melainkan kewajiban bersama, tercantum penguasa dusun hingga pada penguasa kabupaten. Hendak namun, perihal yang tidak dapat dielakkan kalau perkembangan sesuatu dusun amat dilihat oleh kepala desanya. Demikian juga dikala terdapat bencana pula yang diamati awal kepala desanya, tercantum kodrat jalur poros Dusun Todang- Todang yang lagi di akhir cula. Impian warga kalau pembangunan jalur poros Dusun Todang- Todang lekas dicarikan pemecahan, mengenang dilema itu telah lama dialami warga setempat. Berikutnya, praktek penggelapan, persekongkolan, serta nepotisme( KKN) harus diberangus di tiap dusun, pihak berhak harus dapat berperan jelas serta mestinya senantiasa membela pada warga. Adat bersekongkol tidak relevan lagi buat perkembangan dusun, terlebih perkembangan bangsa Indonesia.

Situs berita terbaru di indonesia klik => farel